Sejarah Desa Gunung Larang

Sejarah Desa

         Andaikata dikaitkan dengan kerajaan Sumedang, maka Gununglarang merupakan tempat perpanjangan dan persinggahan tentara Sumedang disaat akan menyerang ke Cirebon, sekitar abad ke-18, di mana ada kaitannya dengan Sumedang Larang (Darmaraja), Gununglarang dan Darmalarang serta Lebaklarang. 

Indicator lain yang menunjukan adanya kaitan dengan kerajaan Sumedang di samping persamaan nama tempat, juga nama eyang, yaitu Sultan Sumedang yang bernama eyang Santri (Pangeran Santri) 1613 dan Buyut Gununglarang bernama eyang Santri.

Disamping berkaitan dengan Sumedang ada juga indicator lain yang menunjukan bahwa di daerah Gununglarang banyak orang makam-makam Mataram yang kesasar ketika menyerang kerajaan Talaga Manggung (awal abad ke -18), mereka bersembunyi hingga meninggal di sana, contohnya Eyang Bagogog dan Eyang Panulisan.

Jika dibandingkan dengan desa-desa lain usia desa Gununglarang masih tergolong muda, yaitu baru 146 tahun sampai tahun 2010, ini dulunya merupakan dusun cantilan dari desa Haurgeulis.

Khususnya bagi orang yang baru pertamakali mendengar dan mengenal nama Gununglarang, akan terasa ada kejanggalan, di mana nama tersebut terdiri dari dua kata, yaitu Gunung dan Larang.

Adapun yang berupa larangan-larangan sekarang ini sudah dianggap tahayyul (kepercayan diluar logika) kapan mulai dan kapan berakhir? Dengan tidak bersifat sombong sekarang orang sudah biasa-biasa saja melakukan larangan-larangan tersebut*.

*Diambil dari Stanbuk Desa Gununglarang Penyusun Oho Sukatma Atmaja, BA (Oktober 1990)

Sejarah Pemerintahan

Adapun sejarah Pemerintahan Desa Gununglarang dari waktu ke waktu  yang menjadi Kuwu atau Kepala Desa yaitu :